Breaking News

Mengapa Eropa Kembali Menjadi Rasis ???

Beberapa  tahun belakangan ini, Pertarungan politik dalam perebutan kekuasaan pemerintahan di Eropa Barat,banyak di menangkan oleh mereka yang memiliki ideologi *Sayap Kanan* atau *Ultra Nasionalis*

Ideologi ini terkenal lebih mendukung rasa *nasionalisme yang ekstrim, dan menjurus pada sikap rasialis atau apartheid.*

Seperti contoh di Belanda, baru baru ini *Geert Wilders* seorang keturunan Belanda - Indonesia  yang menang jadi Perdana Mentri Belanda, *mengusung ideologi ultra nasionalis, anti imigran, anti Islam.*

Antropolog politik dari Belanda yang pernah mengajar di *Universitas Twente, Prof. dr. Nico G. Schulte Nordholt,* mengatakan sebagian kelompok orang Belanda yang memiliki campuran darah Indonesia dan Belanda, *seperti Wilders, memiliki haluan politik ekstrem kanan, berideologi fasisme dan ultranasionalisme.*

Menurut Antropolog itu, *Wilders ingin menunjukan dia lebih "Belanda" daripada yang lain,* akibat pengalaman buruk semasa penjajahan Belanda atas Indonesia, dimana *orang tua nya di usir dari Indonesia setelah Indonesia merdeka,dan di Belanda pun, orang tuanya mendapat perlakuan buruk,* dianggap imigran karena memiliki darah campuran.

Contoh lain di *Denmark, tahun 1970, lebih dari 20.000 imigran dari berbagai negara masuk ke Denmark dan di terima dengan baik,* karena Denmark saat itu terkenal dengan negara netral yang kaya dan memiliki kebijakan untuk kesejahteraan yang sangat baik, misalnya sekolah gratis, asuransi kesehatan di tanggung negara dan lain lain.

Sejak 2019, *Mette Frederiksen* seorang politisi wanita dari partai sosialis demokrat, menjabat sebagai Perdana Mentri, pemerintahan nya selalu di *goyang isu rasis* yang membenci kaum *Imigran* yang sudah jadi *citizen* atau warga negara Denmark secara resmi.

*Mengapa hal ini terjadi?*

Sejak *Covid-19 memukul dunia, terjadi degradasi ekonomi di semua negara,* termasuk di Eropa. Denmark adalah salah satu negara yang kena imbas ekonomi akibat Covid-19.

Semakin *banyak pengangguran di sana, dan semakin banyak pula imigran yang mencari peruntungan hidup* akibat para imigran itu, di negara asalnya mengalami kemiskinan akibat Covid-19.

Beban pemerintah Denmark semakin berat dengan adanya Imigran baru tersebut, sehingga rakyat asli Denmark merasa, mereka adalah *benalu* yang harus di usir. *Imbas buruk nya terjadi pada Imigran yang sudah jadi warga negara sah Denmark sejak tahun 1970.*

Di tambah *perang Ukraine-Russia, yang menyebabkan pasokan Listrik dan Gas Russia di stop, lalu kemudian di buka kembali dengan harga mahal,* serta harus menggunakan Rubel sebagai pembayaran, membuat biaya hidup di Denmark makin tinggi.

Hal ini pun *makin memicu, rasa benci rakyat asli Denmark pada imigran, baik yang baru datang maupun yang sudah jadi warga negara.*

*Maka kerusuhan rasialis mulai bermunculan di mana mana.*

Demikian juga dengan Perancis, *Emanuel Macron* yang terkenal ekstrim kanan, memimpin Perancis dengan kebijakan *anti Islam dan mendukung Israel* ,diapun menang akibat Perancis yang semakin kesulitan ekonomi sejak Covid-19, perang Ukraine-Russia, membuat sentimen anti pendatang semakin banyak, dan hal ini menguntungkan Emanuel dari partai berhaluan ekstrim kanan.

Di Jerman, Belgia dan banyak negara Eropa lainnya pun mengalami hal yang kurang lebih sama, yaitu cenderung mendukung *haluan politik ultra nasionalis atau ekstrim kanan* yang cenderung *rasialis.*

Sedikit demi sedikit, sikap rasialis mulai tumbuh kembali pada masyarakat Eropa Barat yang tadinya cenderung menjunjung tinggi HAM dan demokrasi.

*Kampanye politisi Eropa yang mengusung isu ultranasionalisme yang cenderung rasis, menjadi laku saat ini.*

Analisa penulis, hal itu terjadi akibat uraian tersebut di atas yang bisa di simpulkan sebagai berikut:

1. Degradasi Ekonomi Eropa Barat akibat Covid-19, memicu penganguran dan kemiskinan, sehingga kerap kali muncul kecemburuan pada kaum pendatang.

2. Perang Ukraine-Russia memicu biaya hidup tinggi, yang menyebabkan rakyat menyalahkan kebijakan pemerintah yang terlalu *terbuka* bagi imigran dan pengungsi. Untuk itu trend Pemerintah Eropa Barat yang memiliki haluan politik Ultra Nasionalis, banyak terpilih dan kini memimpin negara-negara Eropa Barat.

Hal tersebut, menurut penulis lambat laun akan menimbulkan trigger baru *instabilitas politik* di Eropa Barat, yang bisa saja merembet pada konflik yang lebih besar.


*SEJARAH MIGRASI MANUSIA*

Sedikit saja, kita bahas sejarah migrasi manusia yang lambat laun menimbulkan kontroversi dan potensi kerusuhan bahkan peperangan di dunia.

Kita mulai dari definisi *Pengungsi dan Imigran* sebagai berikut:

*Refugee* (Pengungsi) dan *Immigrant* (Pendatang), kedua istilah tersebut mengandung makna perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain, secara individu, baik besar besaran maupun tidak *dengan tujuan berbeda*

1. Pengungsi bertujuan untuk mencari perlindungan akibat di negaranya telah terjadi peperangan, bencana alam dan sebagainya, hingga mereka tidak dapat kembali hidup di negaranya.

2. Sedangkan imigran bertujuan mencari penghidupan lebih baik di negara lain, akibat mengalami berbagai masalah di negara asalnya, baik tidak ada pekerjaan, kemiskinan atau masalah politik.

Jadi yang membedakan antara Refugee dan Immigrant itu adalah tujuan mereka berpindah dari satu negara ke negara lainnya

Problematika kemanusiaan ini sudah terjadi sejak dahulu kala, sejak manusia mengenal apa itu *Kolonialisasi* , *Penjajahan* , *Digdaya dan Apartheid* yang rata rata semua sikap dan sifat itu muncul dari *daratan eropa*

Kita masih ingat, bagaimana orang dari Afrika (Aljazair atau di sebut Algeria) banyak bermigrasi ke Perancis, akibat penjajahan Perancis pada Aljazair yang sangat ekstrim menjadikan negeri itu miskin dan terpuruk.

Juga kaum imigran Inggris yang di bawa ke Australia oleh pemerintah Inggris untuk membuka daerah terpencil Australia yang akhirnya menyingkirkan bangsa Aborigin, penduduk asli Australia, mereka tersingkir akibat kebijakan orang Eropa (Inggris dengan commonwealth nya, kolonialisasi abad 18 dan 19)

Apalagi ketika kita lihat di Amerika, bangsa Indian yang kini punah akibat pendudukan imigran Eropa (Inggris) yang menganggap Amerika itu tanah tidak bertuan.

Ada lagi tanah Palestine yang di aneksasi imigran Yahudi yang di usir dari Eropa dan belahan dunia lainnya, berkat Inggris yang menjanjikan Palestine untuk Yahudi, menjadikan bangsa Palestine menderita hingga kini, akibat propaganda *Der Judenstaat* seorang Yahudi turunan Jerman 

*Der Judenstaat* itu artinya adalah: *Negara Jews/Yahudi*
Ini adalah sebuah buku karangan *Theodor Herzl*  yang diterbitkan pada tahun 1896 di Leipzig-Jerman dan Wina- Austria.

Buku ini merangkum ide dari si penulisnya, tentang solusi untuk kaum Yahudi yang tersebar di seluruh pelosok dunia, *untuk mendirikan sebuah negara*

Inilah cikal bakal *Zionisme* yang artinya *Gerakan kembali ke bukit/ gunung Zion yang terletak di Yerusalem, Palestine*

Kaum Yahudi di awal sebelum World War I (Tahun 1930) adalah bangsa yang tidak punya *Homeland* atau tidak punya tanah air.

Mereka hidup *menumpang di Eropa dan Amerika,* juga di berbagai negara di Asia dan Afrika. *Mereka ini di benci oleh bangsa Eropa dari banyak Negara,* karena mereka ini *memiliki sifat dominan dalam berdagang, dan memiliki sifat culas, egois dan suka berbohong.* 

Saat mereka berada dalam kesulitan, mereka akan terlihat sangat baik dan membutuhkan pertolongan, namun saat mereka sudah menguasai satu distrik perdagangan, mereka akan sangat kasar dan keras pada orang lain.

Secara psikologis, para pendatang akan selalu bersikap buruk di negara orang, karena merasa tidak memiliki wilayah tersebut, namun berusaha mengambil keuntungan maksimal dari wilayah tersebut.


*INSIGHT*

Sikap rasialis bangsa Eropa saat ini pada kaum pendatang maupun pengungsi, bukan tanpa sebab.

Ada asap, ada api.
Rupanya masalah kecemburuan sosial jadi ujung pangkal dari problem rasial di Eropa.

Bangsa Eropa tidak bisa menuduh sebab kasus rasial tersebut dari kesalahan para pengungsi dan pendatang itu saja, *namun harus mampu melihat sejarah yang lebih konfrehensif, dimana penjajahan, agitasi dan peperangan yang mayoritas terjadi akibat propaganda bangsa Eropa sendiri di masa lalu yang menjadi sebab banyak orang tersingkir di negerinya sendiri.*

*Sikap mendua dari para pemimpin bangsa dan negara maju saat ini, tidak bisa dilepaskan begitu saja dari sejarah masa lalu.*

Persoalan pendatang dan pengungsi, menjadi suatu konsekuensi peperangan, arogansi dan sikap rasis dan apartheid yang mereka buat sendiri di masa lalu.

Jika Israel mengklaim tanah Palestine dengan alasan tanah *Kanaan yang di berikan Allah pada nabi Musa adalah miliknya,* maka bangsa *Indian pun berhak mengusir orang Eropa Amerika dari tanah Amerika,* bangsa *Aborigin pun berhak mengusir orang Eropa Australia dari negeri asli milik mereka,* demikian juga *Indonesia berhak mengusir Freeport, British Petroleum dan lainnya yang banyak mengambil keuntungan dari tanah Indonesia.*

*Jika logika bangsa Eropa-Amerika tetap rasialis dan apartheid* pada kaum pendatang dan pengungsi, maka konsekuensi di atas wajar saja terjadi.

*Lalu bagaimana dengan etnis Rohingya yang masuk ke Indonesia?*

*Indonesia tidak pernah menjajah negara lain, tidak pernah melakukan aneksasi wilayah yang bukan milik Indonesia, dan Indonesia sejak kemerdekaan nya tahun 1945, telah banyak berkontribusi pada perdamaian bangsa bangsa.*

Ada perbedaan mendasar antara sejarah Indonesia masa lalu dan Eropa  masa lalu.

Jadi persoalan etnis Rohingya, perlu di klasifikasi oleh UNHCR terlebih dahulu, mereka ini *Refugee atau Immigrant?*

Karena terbukti, banyak *calo perdagangan manusia* yang tertangkap, yang mengiringi Etnis Rohingya itu, dan diketahui *mereka membayar 7juta hingga 14juta pada calo perdagangan manusia tersebut yang justru memiliki kartu UNHCR*

Reff:
https://www.kompas.tv/regional/471309/kapolda-aceh-tegaskan-kedatangan-etnis-rohingya-bagian-dari-kejahatan-penyelundupan-manusia

*Dalam hal ini, menolong untuk kemanusiaan adalah wajib bagi Indonesia, semata mata karena rasa kemanusiaan, namun harus segera di ambil tindakan oleh Pemerintah Indonesia untuk menekan UNHCR sebagai pihak yang bertanggung jawab mengembalikan mereka ke tempat darimana mereka berasal*

*Jangan sampai, apa yang terjadi di Eropa tentang isu rasis, terjadi juga di Indonesia.*.

Bagaimana menurut anda?

Wallahu'alam bisawab 

Catatan Sjamsoel Ridzal 30/12/2023
Redaksi 17/02/2025
© Copyright 2022 - INTERNATIONALEDITORIAL.COM