Breaking News

Hikikomori (Another Angle of Japan)

Jepang,sebuah negara maju yang sangat fenomenal, masyarakat Jepang terkenal sangat ulet dalam bekerja, teliti dan cenderung perfeksionis dalam segala hal.

Pola budaya anak muda di Jepang memiliki ciri khas yang di lakukan secara turun temurun yaitu *Ganbate* atau berusaha sebaik baiknya dalam mencapai prestasi di sekolah, atau prestasi di kantor tempat bekerja. Bahkan di lingkungan masyarakat pun, mencapai kesempurnaan, adalah target dari orang orang Jepang.

Persaingan yang cukup ketat di sekolah menciptakan budaya individualistis, bahkan tidak jarang ada pula anak anak yang kurang mampu eksis di sekolah, menjadi korban *Ijime* atau *bulliying* yang sangat fenomenal, bahkan akibat tradisi *Ijime* tersebut, membuat Jepang menjadi negara yang paling banyak siswa sekolah nya melakukan bunuh diri.

Keinginan bunuh diri ini pun sebenarnya didukung secara tidak sadar oleh budaya malu yang berkembang sangat kuat di akar rumput masyarakat Jepang, kebanyakan dari mereka akan malu jika tidak bisa eksis di lingkungan sekolah, kantor atau masyarakat, yang akhirnya jika mereka tidak bisa mengatasinya, mereka akan memilih bunuh diri.

Fenomena bunuh diri itu bukan satu satunya hasil dari sikap individu orang Jepang yang merasa gagal dalam meraih kesempurnaan hidupnya, ada satu lagi fenomena *Hikikomori* atau mengucilkan diri di kamar, tanpa bekerja, mengandalkan pensiun orang tua yang sudah tidak bekerja.

Seringkali mereka ini mengalami depresi mental yang sangat parah, akibat *merasa gagal dalam hidup*

Di Jepang, menurut Kementrian Tenaga Kerja nya, ada 40% jenis pekerjaan di Jepang, bukan lah pekerjaan tetap, atau termasuk juga di dalam nya pekerjaan magang, atau *arubaito* 

Jenis pekerjaan yang tidak tetap atau magang ini pun bukan lah tujuan dari anak anak muda Jepang yang perfeksionis, dan ketika mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai harapan mereka, membuat mereka cenderung menarik diri dari masyarakat.

Menurut Universitas Kyoto, ada sekitar 70% orang Jepang yang terdampak *Hikikomori* (Mengucilkan diri) masih hidup bersama orang tua nya, padahal mereka berada di usia produktif, antara usia 30-65 tahun.

Kini ada sekitar 1juta orang terdampak *Hikikomori* di Jepang, yang harus segera di atasi pemerintah Jepang, karena secara langsung *Hikikomori* menjadi beban pemerintah, dan menjadi penduduk yang tidak berkontribusi pada kemajuan ekonomi negara.

Jepang, jika tidak bisa keluar dari fenomena *Hikikomori* ini, apalagi di tambah fenomena pasangan muda mudi Jepang yang tidak mau menikah dan tidak punya anak, maka Jepang akan di hantui kekurangan penduduk di tahun 2065, hingga hanya mencapai 88 juta orang saja, dimana saat ini tahun 2024 sekitar penduduk Jepang berkisar 128 juta orang.

*Kesimpulan*

No body perfect, wahai bangsa Indonesia, ingat dan pahami, bahwa tidak semua anak yang lahir dimuka bumi ini memiliki kemampuan yang sama, tekanan pada anak semasa mereka mengembangkan kepribadian nya, akan menyebabkan trauma mental yang bisa berakibat fatal.

Terimalah setiap individu dengan keunikan nya masing masing, arahkan mereka kepada satu kemungkinan bakat atau keahlian yang mereka bisa kuasai.

Jangan berfikir bahwa satu satunya jalan sukses adalah menempuh jenjang sekolah formal, bahkan jenjang non formal pun sebenarnya bisa membawa anak ke gerbang kesuksesan, asalkan dia memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat, serta dukungan orang tua dan masyarakat, dalam meraih apa yang di cita citakan.

Indonesia di tahun 2030 akan mengalami *Bonus Demografi* dimana lebih dari 65% jumlah penduduk Indonesia adalah usia produktif, harus nya saat itu Indonesia mengalami masa kejayaan dan keemasan.

Untuk mencapai kegemilangan individu (anak anak harapan bangsa) saat itu, cerdas lah wahai orang tua dalam membimbing anak mengembangkan potensi dirinya.
Keseimbangan Kecerdasan Umum, Kecerdasan Religius dan Kecerdasan Emosi harus bisa di set up sedemikian rupa, sehingga berimbang, dan menjadikan si anak menjadi tangguh dalam menghadapi segala macam hal dalam kehidupan nya kelak.


Wallahu'alam bisawab

Catatan Sjamsoel Ridzal 05/11/2024
Redaksi 17/02/2025
© Copyright 2022 - INTERNATIONALEDITORIAL.COM