Breaking News

Only James Bond Can Save The Hostage

Kalimat ini yang di lontarkan Letnan Kolonel Green dari satuan elit Delta Force- Amerika di depan prajurit Kopassus dari satuan Gultor ( Penanggulangan Teror), juga prajurit Kostrad 330 dan prajurit Kodam Sriwijaya, pada tanggal 8 Januari 1986 di Mapenduma, Papua Barat, Republik Indonesia.

Kalimat itu di lontarkan Letnan Kolonel Green dengan nada mengejek pada saat briefing antara pasukan Delta Force Amerika dan pasukan gabungan TNI yang di tugaskan untuk membebaskan 12 tawanan para peneliti dari manca negara, yang di culik gerakan separatis OPM ( Gerombolan Papua Merdeka), pimpinan Kelly Kwalik.

Spontan peristiwa ejekan tersebut di sampaikan kepada pimpinan operasi, yaitu *Brigjen Prabowo Subianto*

Mendengar laporan tersebut, Prabowo memanggil perwira Delta Force tersebut, dan menamparnya hingga terhuyung huyung, hampir jatuh.

"If you mean your statement is insulting my forces and my country, i can shoot your head right now, or you can get out from my country right now!"

Artinya:
Jika perkataan yang kau maksudkan itu untuk menghina pasukan saya dan negara saya, saya bisa tembak kepalamu sekarang juga, atau kamu bisa segera keluar dari negara saya!

Perkataan Brigjen Prabowo menyurutkan sikap jumawa perwira Delta Force tersebut, dan dia meminta maaf pada Prabowo dan seluruh pasukan TNI.


*Keunggulan TNI dalam misi Internasional*


Dalam operasi militer,di manapun operasi itu di gelar, seluruh pasukan gabungan harus tunduk dan patuh pada komando yang di pegang oleh perwira tertinggi yang di tunjuk.

Sikap jumawa atau sombong dan berkesan tidak sopan dari perwira Delta Force tersebut, adalah contoh buruk dari prilaku prajurit dalam operasi militer Internasional.

Indonesia seringkali mengirimkan pasukan TNI dalam berbagai macam operasi militer internasional, sebut saja *Kontingen Garuda* , pasukan elit TNI yang bergabung dengan PBB di Libanon.

Pasukan TNI tersebut sangat terkenal disiplin dan memiliki kemampuan diplomasi yang bisa di terima banyak pihak di Libanon.

Ada satu kisah, saat seorang perwira Kopassus yang berusaha menyelamatkan seorang bocah Libanon yang di tangkap tentara Israel, gara gara anak tersebut melempar batu ke arah tentara Israel.

Saat kontingen Garuda melintas dan mengetahui peristiwa itu, perwira Kopassus tanpa membawa senjata apapun berdiplomasi, meyakinkan sekelompok prajurit Israel yang terus menerus menodongkan senjata dan memukuli anak tersebut, bahwa anak itu hanyalah bocah, dan bukan pejuang Libanon.

4 jam berdiplomasi, akhirnya anak tersebut bisa di bebaskan. ( Sumber: buku " Kopassus untuk Indonesia" tulisan Iwan Sentosa dan E.A.Kertanegara)

Atau kisah lain di mana Pasukan Hizbullah yang sedang mengejar pasukan PBB dari Spanyol yang lari akibat memotret jalur air milik Hizbullah, lalu mereka lari masuk posko Kontingen Garuda.

Mengetahui pasukan Spanyol itu masuk ke posko tentara Indonesia, pasukan Hizbullah itu menunjukan sikap segan dan sopan, karena mereka mengetahui pasukan TNI, kontingen Garuda sudah sangat terkenal adil dalam menangani konflik di Libanon, dan mereka tahu kemampuan militer TNI, yang kebetulan saat itu di kirim, dari Kopassus.

Akhirnya pasukan Hizbullah menurunkan tensi konflik dengan pasukan Spanyol, dan hanya meminta memory card kamera yang telah mendokumentasikan jalur pipa air milik Hizbullah.

Demikian sekilas, kiprah prajurit TNI dalam operasi militer Internasional...TNI bisa berdiplomasi, namun bisa juga tunjukan wibawa dan martabat bangsa di mata Internasional.

Kami bangga padamu TNI!!
Sepertinya, next presiden Republik Indonesia, harus dari kalangan TNI, mengingat situasi dan kondisi geopolitik dunia yang semakin dinamis, yang mungkin lebih banyak diketahui calon presiden dari kalangan militer.
Wallahu'alam bisawab
4 February 2020
Sjamsoel Ridzal

Editor : Nofis
© Copyright 2022 - INTERNATIONALEDITORIAL.COM